Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus 21, 2022

NOTO ATI

Gambar
  “ Aseem. Metua Njul, Panjul !” ( Keluar kamu Panjul ).  Pagi yang sejuk tetiba riuh oleh gelegar suara Gudel yang berteriak-teriak di depan rumah Panjul. Laki-laki dengan perawakan tubuh yang gempal menambah bobot aura premanisme. Seolah-olah, hanya dia yang punya kuasa atas dunia ini.  “Panjuuulll….!” Yang empunya nama masih belum tampak batang hidungnya. Dilihat dari kontur rumah yang berdinding bambu, seharusnya Panjul mendengar teriakan Gudel dengan jelas. Tiga menit berlalu. Gudel mulai gelisah. Wajahnya semakin garang. Dihunusnya gobed (senjata tajam mirip bendo) dari werangkanya.  “Njul. Aja pura-pura budheg . Aku itung tekan telu. Kalau kamu gak keluar, omahmu tek bakar temenan kiye !” Rumah Panjul masih tetap sunyi. Tapi, lampu teplok tampak menyala. Padahal, biasanya Panjul selalu mematikan lampu tepat waktu. Entah. Belum ada satu pun tanda-tanda kalau Panjul berada di dalam rumah.  Waktu terus berputar.  “Siji… Loro…! Njuuuul…!” Suara Gudel semakin meninggi. Gudel memasti

MENEPI

Gambar
Berulang pergi, berulang kembali. Tak terhitung waktu, mengelana dan mencari, tapi pada akhirnya, menepi. Anyer, 6 Agt.2022