NADIEM DAN (NASIB) PENDIDIKAN INDONESIA
Penunjukkan Presiden Jokowi terhadap mendikbud yang baru, Nadiem Anwar Makarim cukup mengejutkan. Mungkin sebagian besar insan pendidikan menyambutnya dengan antusias, sekaligus bertambah degup jantungnya. Sesuai pengantar dari Presiden saat perkenalan menteri: "Kita akan membuat terobosan-terobosan yang signifikan dalam pengembangan SDM yang siap kerja, siap berusaha, dan link and match antara pendidikan dan industri,"
So, gebrakan apakah yang akan dibuat oleh "Mr. Gojek" ini. Kita tunggu saja.
Siapakah Nadiem?
Menilik profil Nadiem, pria kelahiran Singapura, 4 Juli 1984 ini, sangatlah menarik. Nadiem mendirikan Gojek pada 2010 dan kini Gojek sudah menjadi salah satu dari 19 decacorn di dunia, dengan valuasi Gojek mencapai USD 10 miliar.
Sejumlah prestasi dan penghargaan telah diraihnya (sumber: wikipedia.org)
Pendidikan Indonesia di tangan Nadiem
Mengamini prioritas Jokowi pada pengembangan SDM lima tahun mendatang tentulah banyak tantangan dan harapan ke depan. Sebagaimana Nadiem sampaikan saat jumpa pers di istana, tantangan Indonesia di masa yang akan datang lebih tinggi. Harapannya, kehadiran Nadiem bisa menemukan link and match antara dunia pendidikan dan dunia industri / dunia kerja. Selain itu, dengan melimpahnya sekolah dan jumlah siswa, tentu kebutuhan penggunaan teknologi sangat diperlukan. Nadiem mempunyai concern yang kuat di bidang tersebut.
Tentu saja, disrupsi dari sifat hakiki sebuah perubahan sangat diperlukan di dunia pendidikan. Berbagai terobosan, yang bukan saja mengubah kurikulum setiap kali ganti menteri, tetapi lebih penting dari itu adalah ketersambungan antara dunia pendidikan dan dunia kerja. Proses tetap merupakan substansi penting, tetapi proses yang berkualitas, tidak bertele-tele, dan fokus.
Nadiem lahir dari atmosfer anti mapan, terus bergerak, dan mencari terobosan-terobosan. Seyogyanya, Nadiem juga mampu memberi ruang pada pendidikan-pendidikan berbasis kompetensi dan karakter, yang mungkin tidak hanya di pendidikan formal, tetapi juga di pendidikan non formal.
Semoga, kehadiran Nadiem membawa angin segar bagi dunia pendidikan, terutama untuk memberikan fondasi bagi generasi sekarang yang bergenetik (anti) mapan. So, jangan sungkan memberi lima bintang bila Anda puas dengan kinerjanya.
Salam Indonesia Maju
So, gebrakan apakah yang akan dibuat oleh "Mr. Gojek" ini. Kita tunggu saja.
sumber: nasional.kompas.com
Siapakah Nadiem?
Menilik profil Nadiem, pria kelahiran Singapura, 4 Juli 1984 ini, sangatlah menarik. Nadiem mendirikan Gojek pada 2010 dan kini Gojek sudah menjadi salah satu dari 19 decacorn di dunia, dengan valuasi Gojek mencapai USD 10 miliar.
Sejumlah prestasi dan penghargaan telah diraihnya (sumber: wikipedia.org)
Tahun 2016, Nadiem menerima penghargaan The
Straits Times Asian of the Year , dan merupakan orang Indonesia pertama yang
menerima penghargaan tersebut sejak pertama kali didirikan pada tahun 2012. Nadiem masuk dalam daftar Bloomberg 50
versi 2018. Bloomberg menilai tidak ada aplikasi
lain yang telah mengubah kehidupan di Indonesia dengan cepat dan mendalam
seperti Gojek. Mei 2019, Nadiem menjadi tokoh termuda
se-Asia yang menerima penghargaan Nikkei Asia Prize ke-24 untuk Inovasi Ekonomi
dan Bisnis. Pada tahun 2017, Gojek masuk dalam Fortune’s Top 50 Companies That Changed The World, dan
mendapatkan peringkat 17. Pada tahun 2019, Gojek kembali menjadi satu-satunya
perusahaan Asia Tenggara yang masuk ke daftar Fortune’s 50, dan naik ke
peringkat 11 dari 52 perusahaan kelas dunia.
Pendidikan Indonesia di tangan Nadiem
Mengamini prioritas Jokowi pada pengembangan SDM lima tahun mendatang tentulah banyak tantangan dan harapan ke depan. Sebagaimana Nadiem sampaikan saat jumpa pers di istana, tantangan Indonesia di masa yang akan datang lebih tinggi. Harapannya, kehadiran Nadiem bisa menemukan link and match antara dunia pendidikan dan dunia industri / dunia kerja. Selain itu, dengan melimpahnya sekolah dan jumlah siswa, tentu kebutuhan penggunaan teknologi sangat diperlukan. Nadiem mempunyai concern yang kuat di bidang tersebut.
Tentu saja, disrupsi dari sifat hakiki sebuah perubahan sangat diperlukan di dunia pendidikan. Berbagai terobosan, yang bukan saja mengubah kurikulum setiap kali ganti menteri, tetapi lebih penting dari itu adalah ketersambungan antara dunia pendidikan dan dunia kerja. Proses tetap merupakan substansi penting, tetapi proses yang berkualitas, tidak bertele-tele, dan fokus.
Nadiem lahir dari atmosfer anti mapan, terus bergerak, dan mencari terobosan-terobosan. Seyogyanya, Nadiem juga mampu memberi ruang pada pendidikan-pendidikan berbasis kompetensi dan karakter, yang mungkin tidak hanya di pendidikan formal, tetapi juga di pendidikan non formal.
Semoga, kehadiran Nadiem membawa angin segar bagi dunia pendidikan, terutama untuk memberikan fondasi bagi generasi sekarang yang bergenetik (anti) mapan. So, jangan sungkan memberi lima bintang bila Anda puas dengan kinerjanya.
Salam Indonesia Maju
Komentar
Posting Komentar