MASUK BENGKEL

Dalam perjalanan ke kantor, saya dikejutkan dengan menyalanya lampu di sebelah kanan dan kiri di area layar speedometer. Saya tidak tahu secara persis apa penyebabnya, tetapi saya tahu ada yang tidak beres di kendaraan saya. Maka, saya segera menepi. Saya periksa secukupnya; gas masih bisa menyala seperti biasa.

Sebenarnya agak khawatir juga, tiba-tiba mogok di tengah jalan, sementara jarak tempuh masih setengah perjalanan. Hingga akhirnya sampai di kantor tanpa kendala. Segera saya googling, tanda apakah lampu-lampu warna merah dan kuning yang tidak seperti biasanya itu. Intinya, ada beberapa bagian atau komponen yang kendur, tidak terpasang dengan baik, atau putus jaringan. Terbukti penunjuk spedometer mati. Untuk meyakinkan lagi, saya ceritakan kepada adik yang lebih tahu permesinan, dan dijawab singkat: "perlu service, mas!"

Dalam perjalanan hidup, atau karir kita, terkadang kita diingatkan oleh tanda melalui "lampu-lampu" yang menyala tidak seperti biasanya. Entah saat jatuh sakit, jumlah pembeli menurun, klien yang memutus hubungan bisnis, muncul komplain, dan seterusnya. Kesemuanya itu menjadi penanda, bahwa kita membutuhkan waktu untuk masuk ke "bengkel".

Mungkin pikiran kita langsung menyangkal; tidak ada waktu untuk berhenti, tidak ada waktu untuk berleha-leha, dan seterusnya. Namun, pertanyaannya adalah mengapa kita perlu waktu untuk "service"?

Seringkali kita merasa bahwa kita baik-baik saja. Skill atau keterampilan yang kita miliki tidak berkurang. Ilmu yang kita punya pun masih sama dan tidak kendor. Ya. Mungkin benar begitu adanya. Namun, sesekali kita perlu keluar dari lingkaran pekerjaan, melihat di luar sana persaingan begitu ketat, kosa kata yang kita miliki sudah jauh tertinggal, kebutuhan pelanggan juga sudah berubah, dan seterusnya.

Itulah mengapa, kita perlu masuk "bengkel", diservice dan diupgrade, agar tujuan yang kita inginkan dapat tercapai lebih maksimal. Dua hal yang perlu dilakukan:
1. Me Time
Bahkan saat setiap hari kita telah bekerja keras dan terus bekerja, maka agendakanlah waktu untuk berhenti sejenak saat weekeng, berkumpul dengan keluarga, melakukan "me time". Kita juga bisa mengambil waktu untuk retret, mengundurkan diri sejenak dari kesibukan. Ini berguna agar kita bisa mengatur napas dan mendapatkan oksigen yang lebih segar,

2. Upgrade diri
Pelatihan Public Speaking oleh HSI
Perasaan baik-baik saja dengan ilmu dan skill yang dimiliki bisa menjebak kita dalam stagnasi alias mandeg. Maka, carilah dan ikutilah pelatihan-pelatihan yang membantu kita meng-upgrade pengetahuan kita. "Asahlah gergaji", (Stephen R. Covey, The 7 Habits of Highly Effective), sebagai salah satu habit yang wajib dilakukan. Perbaharui diri terus-menerus baik secara fisik, sosial/emosional, mental, dan spirtiual. Jika perlu, carilah mentor yang bisa mendampingi kita sampai akhirnya kita bisa mencapai tujuan dengan lebih maksimal.


Akhir tahun lalu, saya mengikuti sebuah training tentang public speaking. Kemudian training kelas advance dilanjutkan di awal tahun. Dan, saya merasa meng-upgrade diri itu sangat penting, tetapi juga sangat menyenangkan dan mengembangkan. Yang menarik adalah saat bertemu dengan peserta lain yang beraneka latar belakang menambah gairah saya untuk belajar. Ada dokter, direktur, hipnoterapis, trainer, aktivis lingkungan, dan lain-lain. Mereka sudah ekspert di bidangnya, tetapi mau dengan sadar masuk "bengkel" dan mengupgrade diri.

Saya yakin, Anda pun mempunyai waktu, juga cara dan strategi yang tepat untuk kapan Anda bisa masuk bengkel, dan kemudian "kendaraan" Anda kembali melaju dengan sehat. Periksakan diri Anda secara rutin, naikkan terus level skill dan kemampuan diri Anda. Niscaya, goals yang ingin Anda capai, akan berbuah pada waktunya.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Beragam Itu Keren

MERAJUT PERTIWI (YANG TERKOYAK)