The Power of Love

Pagi-pagi sekali, ia (sebut saja Pak Dar) sudah berangkat menyusuri jalan Kalimalang menuju Pasar Minggu. Di setang motornya, bergelantungan tas dinasnya, satu botol minuman, dan satu botol plastik ukuran 1 liter berisi premium. Kok premium?
Iya, selain untukberjaga-jaga untuk kebutuhannya sendiri, botol isi premium tersebut juga disiapkan untuk orang-orang lain yang membutuhkan.

Benarlah, belum seratus meter dari jalan Curug Kalimalang, Pak Dar melihat seseorang sedang menuntun sepeda motornya dengan tergesa. Tanpa basa-basi, ia langsung berhenti persis di depan pengendara motor tersebut, seolah menghadang. Pengendara kaget dan bingung. Pagi-pagi buta begini, segala kemungkinan terburuk pun mungkin saja terjadi. Maka, si pengendara semakin bergegas menuntun sepeda motornya. Ini Jakarta, Bung! Lengah sedikit nasib orang bisa berubah dalam hitungan detik.
Pak Dar menyadari hal itu, sebab hampir setiap hari ia mengalaminya. Pak Dar melempar senyum, lalu menyapa: "Mogok mas. Ban bocor atau habis bensin, Mas?"
Si Pengendara motor tetap terdiam, bahkan mempercepat langkahnya. Pak Dar tidak kekurangan akal. Ia pun bergegas mendekatinya; "Maaf, Mas. Saya tidak bermaksud jahat. Kalau habis bensin, kebetulan saya bawa bensinnya. Mas bisa pakai dulu.
Si Pengendara mulai melunak, meski tetap dengan sikap waspada. "Tidak pak. Tidak usah!"
Pak Dar tersenyum, "Tidak apa, Mas. Dipakai saja ini." Kata Pak Dar sambil meletakkan sebotol premium di dekat motor pengendara itu. "Sini saya bantuin, Mas. Kalau jam segini, penjual eceran juga belum pada buka mas." Dengan sigap Pak Dar segera menuangkan bensin ke tangki motor si Pengendara tersebut.
"Dah, Mas. Dicoba starter dulu. Si Pengendara motor menurut. Dicobanya sekali dua kali, lalu hiduplah mesin motor. Si Pengendara motor tersenyum, "Terima kasih banyak, Pak!"
Namun, Pak Dar sudah menghilang di kegelapan pagi.
(dari FB: The power of love; YB | dari kisah nyata: "Kebaikan berbalas kebaikan". 16.09.2018)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Beragam Itu Keren

MERAJUT PERTIWI (YANG TERKOYAK)